In Memoriam Raja Mangaranap F.M. Parapat

Biografi Laksda (Purn) F.M. Parapat, P,hd.



Salah satu putra terbaik bangsa ini memiliki nama Farel Mangapul Parapat. Putra dari (Alm) Kilian Parapat dan (Alm) Loide. F.M. Parapat dilahirkan di Simarlailai pada tanggal 2 Februari 1933. Beliau menempuh pendidikan sekolah dasar di Sekolah Rakyat (SR) di Simarlailai lalu melanjutkan SMP di Simarlailai. "Karena ga tau harus lanjut SMA dimana, karna waktu itu belum ada SMA disana, jadi opung mengulang lagi setahun karna kecintaan opung terhadap pendidikan." Begitu ucapnya kepada salah satu cucunya. Setelah melanjutkan jenjang SMA Negeri di Balige, beliau di rekomendasi kuliah di ITB (Institut Teknologi Bandung) karena bercita-cita menjadi insinyur. Gurunya menyarankan agar F.M. Parapat kuliah disana karena nilai-nilainya yang baik. Tidak heran mendengarnya karena ia berprinsip "kalau bisa dapat 10 kenapa punten dengan nilai 7?" Itulah yang membuatnya semangat sekolah menempuh perjalanan 4KM dari rumah ke sekolah sambil mampir ke pasar menitipkan dagangan ibunya di pasar.

Karena orangtuanya tidak mampu mengirim dan menyekolahkan salah satu putra terbaik kelahiran Tapanuli Utara ini, maka setelah lulus di SMA Negeri di Balige pada tahun 1952, beliau mendaftar di Pangkalan Utama Belawan Medan, karena tidak dipungut biaya. Siapa sangka karirnya cemerlang dan ia dikirim ke Monterey di Negara Bagian California (sekitar 3 jam perjalanan dari San Francisco). Ia menempuh pendidikan di U.S. Naval Postgraduate Monterey California selama 5 tahun. Sungguh prestasi yang membanggakan! Saat itu beliau sudah menikah dengan Ny. Rusti Lukeria Parapat (Br. Harianja). Singkat cerita F.M. Parapat setiap siang pulang ke apartement sewaannya dan makan siang bersama istri tercinta lalu kembali ke kampus. Kegiatan ini rutin dilakukan selama 5 tahun. Ny. R.L. Parapat mengenang, "Dulu, opung sama opung doli suka jalan-jalan keliling negara bagian itu. Soalnya waktu itu opung dikasih ruangan untuk dikarantina, tapi ga dipake sama opung."

   US Naval Postgraduate Monterey, CA
http://www.tnial.mil.id/tabid/79/articleType/ArticleView/articleId/1913/Default.aspx

"Ketika kelulusan, istri-istri dari temennya opung pada nanya ke opung 'kok bisa sih suamimu lulus cepat? Padahalkan ini bukan bahasa ibunya'. Opung juga cerita pas dosennya nge-lucu di kelas, smuanya ketawa kecuali opung karna gangerti" kenang R.L. Parapat.

Setelah kembali ke tanah air, beliau kerja di teknik elektro di KRI Gadjah Mada. Singkat cerita beliau diperintah untuk kerja bersama temannya. Tapi ia menolak karna merasa diremehkan. Maka ia bilang "saya kerja sendiri atau saya turun dari kapal ini?!" Sikap tegas sudah terlihat walaupun kepada atasannya. Sempat menduduki jabatan-jabatan tinggi di Republik ini, F.M. Parapat akhirnya pensiun dan mulai mengajar tentang pertahanan negara di Universitas Indonesia, dan Universitas Kristen Indonesia.

KRI Gajah Mada : Flagship & destroyer pertama milik NKRI.

 Lalu beliau benar-benar pensiun. Ia memiliki 2 anak yaitu 1 perempuan dan 1 laki-laki. Bernama Todo Farisa Parapat dan Poltak Parapat. Beliau memiliki 5 cucu. Pada tanggal 28 Februari tahun 1999 di Jakarta, lahirlah cucunya yang pertama diberi nama oleh beliau dan istrinya Andreas Hasiholan. 'Andreas' adalah murid Tuhan Yesus, dan 'Hasiholan' adalah bahasa Batak artinya yang disayang. Tahun selanjutnya lahirlah Yohanes Alexander Hamonangan pada tanggal 7 Maret tahun 2000. Dan pada tahun 2001, lahirlah Sarah Natasha Pardamean dan Maria Parapat. Andreas, Yohanes, dan Sarah adalah anak-anak dari Bona Rio Panjaitan dengan Todo Farisa Parapat. Sedangkan Maria dan Yoshua Parapat anak dari putranya yaitu Poltak Parapat.

Beliau mendirikan Yayasan St. Nahanson Parapat. Putra terbaik ini telah mendirikan gedung pertemuan umum St. Nahanson Parapat di Jatiasih, Bekasi dan SMK St. Nahanson Parapat di Sipoholon (jurusan komputer dan otomotif) lihat web http://stnahansonparapat.sch.id/ 

(Atas) SMK St. Nahanson Parapat
(Bawah) BPU St. Nahanson Parapat

Kecintaannya terhadap pendidikan tidak berhenti ketika pensiun. Suatu saat opung pernah minta dibelikan laptop yang murah ke opung boru. Karna opung ingin menulis singkatnya. Tapi opung boru malah membelikan macbook air untuk opung doli. Opung langsung meminta saya (Andreas) untuk mengajari 
menggunakan laptop dan mengetik. Pelajaran pertama berada di Plaza Senayan di espressamente. Lalu selanjutnya di Bakerzin Mall Kelapa Gading 3. Tulisan pertamanya berjudul 'NKRI di tahun 2045' ternyata beliau menceritakan keprihatinannya tentang populasi di NKRI yang berpusat di Jawa. Dari masalah itu, saya menarik kesimpulan bahwa opung mendirikan sekolah di bonapasogit untuk anak muda di Sipoholon supaya produktif dan membangun kampung halaman. Karna beliau merasakan sendiri tidak ada perbedaan berarti dari kampungnya sejak ia kecil sampai sekarang. 

Tanggal 1 Januari 2016, setelah melayat kawan semasa kecil, Bas Tobing, yang meninggal pada 31 Desember 2015, beliau kena serangan jantung yang ke-3, ia langsung dilarikan ke RS Premiere Jatinegara. Sempat dirawat 4 hari, pada pagi hari jam 5 beliau kritis di ICU dan berpulang ke Bapa di Sorga. Jam 7.15 dinyatakan telah meninggal dunia. 

                   - F.M. Parapat - 

Andreas :
Saya sedang di sekolah, sedang makan di kantin sambil menunggu waktu shooting short movie untuk acara natal, lalu mendapat telpon dari opung cawang, saya sudah memiliki firasat buruk, dan benar saja mama saya yang menjawab dan ada suara ramai dibelakang. Saat itu jam 3 sore dan saya dikabarkan bahwa opung doli meninggal. 

Jujur i have nothing to say, i was so speechless that time. My food that i bought, i gave to my friend and i left my school and got ready to opung's house. Honestly, believe it or not, i actually didnt wanna cry. But when i arrived, i went straight to living room, and i saw he was lying on the bed. At that time, i cry like a baby, i think i cant face this, i'm not ready. I dont believe that it had happenned. 

Saya sedih bgt, hancur, karna baru beberapa hari yang lalu pergi sama opung, masih sehat, masih ngelucu, masih jalan tegap. Dan sekarang opung udah istirahat untuk selamanya:(

Kalo boleh dibilang my heart broken into pieces. Kenapa? Karna setiap ke mall, gua yang selalu nemenin opung, gua yang ajarin opung dari 0 sampe lancar ngetik pake laptop! Gatahan....

Apalagi pas penutupan peti, gua gasanggup, dada gua sakit, itulah saat terakhir gua liat opung doli. Hari Sabtu, 9 Januari 2016 jam 9.29. Gua nangis kayak bayi, air mata yang keluar udah gaada beda sama air terjun. Selama 16 tahun gua hidup, gapernah gua se sedih ini. Tapi ini rencana Tuhan, gua harus bahagia. Gua nangis untuk menangisi jasadnya dan fisiknya yang gaakan gua liat lagi, gua menangisi karna gua gabakalan pernah ajarin opung doli lagi, nemenin minum kopi, nemenin ke toilet, bukain pintunya, pegangin tongkat waktu ambil uang di atm. Tapi gua seneng, opung udah bersama Tuhan Yesus Kristus di Surga. Kelak kami smua akan berkumpul disana. Amin:)

Oiya btw, opung dikubur di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata Blok AA No. 281. Anyway, sorry kalo ini ga sempurna karna gaada gading yang tak retak dan sorry kalo ada cerita yang ga gua ceritain dan maaf kalo ada kata-kata yang salah.

This is me! 
Andreas Hasiholan Panjaitan
Born in Jakarta, on February 28th 1999
I'm the first son of Bona Rio and Todo Farisa, and I'm the first grandson from F.M. Parapat and R.L. Parapat. 







Komentar

  1. pesan yang sangat-sangat saya ingat dari opung adalah, trisila yang selalu opung sampaikan kepada kami. ngomong-ngomong, ceritanya lengkapin lagi lah, biar agak seru bacanya :-D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer